Pengertian Yellow Fever
Penyakit yellow fever atau demam kuning adalah suatu penyakit demam akut yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejala berat pada penyakit yellow fever adalah ikterus, proteinuria, dan perdarahan. Penyakit ini endemik di Amerika Selatan dan Afrika, serta India, di Indonesia belum ditemukan kasus penyakit demam kuning. Walaupun di Indonesia belum ada kasus, namun perlu diperhatikan hal-hal berikut :
- Vektor penyebarnya adalah nyamuk Aedes aegpti yang banyak terdapat di Indonesia.
- Hospes reservoir virus ini adalah kera dan burung, yang merupakan hewan yang banyak di jumpai di hutan Indonesia.
- Hutan di Indonesia banyak sekali, sehingga penyakitnya bisa menjadi endemik.
- Orang Indonesia belum ada yang mempunyai zat anti terhadap virus ini, kecuali yang di vaksinasi di luar negeri.
- Makin meningkatnya hubungan internasional dengan negara endemik yellow fever.
Sifat Virus Yellow Fever
- Virus ini mempunyai diameter sekitar 22 – 38 nm.
- Virus dapat disimpan selama 1 bulan dalam darah pada 4°C, selama 3 bulan dalam 50% gliserol-NaCl pada suhu 0°C, dan tahan selama bertahun-tahun pada -70°C atau dibeku keringkan.
- Virus ini dapat berkembang biak dalam berbagai binatang (monyet, mencit, marmut) dan nyamuk. Virus mudah dibiakkan dalam embrio ayam yang sedang berkembang dan dalam biakan jaringan yang dibuat dari embrio ayam atau embrio tikus.
Cara Penularan Virus Yellow Fever Pada Manusia
Manusia tertular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang infektif, virus masuk ke dalam kulit manusia mencari kelenjar limfa yang terdekat, berkembang biak disana, lalu masuk ke dalam peredaran darah kemudian tersebar ke seluruh tubuh, hati, ginjal, limpa, sumsum tulang dan kelenjar getah bening lainnya. Karena terjadi kerusakan pada hati maka timbul gejala ikterus (mata dan kulit kuning) dan juga karena terjadi kerusakan pada pembuluh darah timbul perdarahan pada hidung, mulut, anus, di bawah kulit dan lain-lain.
Masa tunas kira-kira 3 – 6 hari, tiba-tiba penderita demam tinggi, menggigil, sakit kepala, sakit punggung dan muntah-muntah. Beberapa hari kemudian dapat terjadi gejala yang berat yaitu muntah yang berwarna hitam yang disebabkan adanya perdarahan di lambung yang dapat menyebabkan penderita meninggal.
Cara Diagnosa Penyakit Yellow Fever
- Isolasi
Bahan pemeriksaan berupa darah dalam 3 – 4 hari demam. Suntikkan secara intra cerebral pada bayi tikus akan menimbulkan gejala encephalitis. - Sero-diagnostik
Tes ini yang paling baik adalah dengan melihat kenaikan titer zat anti netralisasi atau zat ikatan komplemen. Jika seseorang sembuh dari penyakit yellow fever, maka akan kebal seumur hidup.
Pembuatan Vaksin Yellow Fever
Pada umumnya strain yang baru diisolasi dari manusia, monyet atau nyamuk bersifat pantropik yaitu virus bisa hidup dan menyebabkan kerusakan pada berbagai jenis jaringan. Strain yang segar biasanya menimbulkan infeksi berat disertai kerusakan nyata pada hati monyet setelah inokulasi par-enteral. Setelah pemindahan biakan berkali-kali dalam otak monyet atau mencit, strain ini banyak kehilangan viserotropismanya, virus ini menyebabkan encephalitis setelah menyuntikan secara intra cerebral tetapi hanya infeksi asimptomatik setelah penyuntikan sub cutan. Kekebalan silang terjadi antara virus strain pantropik, lalu ditemukan strain baru yang dinamakan strani 17D yang relatif avirulen. Strain inlah yang digunakan sebagai vaksin. Virus dalam vaksin dapat diencerkan 10.000 kali dan tetap menimbulkan encephalitis dan kematian pada mencit yang di inokulasi secara intra cerebral. Pada manusia bila disuntikkan secara sub cutan, akan menimbulkan zat antibodi selama 6 – 9 tahun bahkan kadang-kadang sampai 19 tahun terhadap yellow fever. Vaksinasi dengan strain 17D dilakukan dengan cara penyuntikkan secara subcutan dengan live attenuated vaccin.
Epidemiologi Yellow Fever
Secara epidemiologi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- Urban Yellow Fever (YF klasik)
- Jungle Yellow Fever (Sylvan YF)
Perbedaannya antara lain :
No | Perbedaan | Urban yellow fever | Jungle yellow fever |
1 | Insiden | Terdapat di kota, semua golongan umur terkena, pria sama banyak dengan wanita |
Terdapat dihutan dan sekitarnya, menyerang orang dewasa, pria lebih banyak dibanding wanita |
2 | Vektor | Aedes aegypti yang bersifat domestik atau periodomestik atau semidomestik, artinya nyamuk yang suka berkembang biak di tempat-tempat dekat manusia dan suka menggigit manusia |
Nyamuk yang bersifat arboreral yaitu nyamuk yang suka bersarang pada lubang-lubang atau pada puncak pohon di hutan |
3 | Lingkaratn hidup | Arthropoda → Manusia → kembali ke Arthropoda |
Arthropoda → Vertebrata → Arthropoda → Manusia → kembali ke Arthropoda |
4 | Hospes reservoir | Manusia | Vertebrata terutama kera dan burung-burung hutan. Manusia sebagai hospes insidentil |
5 | Cara pemberantasan | Vaksinasi strain 17D dan nyamuknya |
Vaksinasi strain 17D |
Referensi :
Depkes RI. 1989. Virologi Khusus. Jakarta : Depkes RI