Rhinovirus adalah virus yang pada umumnya dapat diisolasi dari hidung dan tenggorok, jarang sekali dari tinja. Rhinovirus berasal dari bahasa Yunani, rhino yang berarti hidung. Virus ini beserta enterovirus tertentu, virus influenza, virus adeno, dan virus-virus lainnya dapat menyebabkan penyakit batuk pilek (common cold). Virus ini mempunyai 90 tipe, hidupnya paling baik pada biakan jaringan yang berasal dari jaringan embrio manusia. Cara penularan rhinovirus dengan cara kontak langsung melalui saluran pernapasan. Gejala klinisnya sama seperti penyakit pilek biasa dan sering disertai dengan infeksi sekunder dari bakteri. Ada satu virus dari golongan enterovirus yang dimasukkan ke dalam golongan rhinovirus yaitu echovirus 28.
Alasan Echovirus 28 Masuk Dalam Golongan Rhinovirus
- Lebih sering diisolasi dari hapus tenggorok atau air cucian tenggorok daripada isolasi dari tinja.
- Resisten terhadap eter (tidak mengandung lipida).
- Tidak memberikan gejala bila disuntikkan secara intra cerebral pada bayi tikus.
- Tidak menimbulkan cpe pada biakkan jaringan ginjal kera.
Penyakit Rhinovirus Pada Hewan
Rhinovirus dapat menyebabkan penyakit di kuku dan mulut hewan. Penyakit ini pada umumnya menjangkiti hewan ternak yang berkuku berbelah dua, misalnya : sapi, domba, babi, dan lain sebagainya. Cara penularan penyakit ini dengan cara :
- Meminum susu atau memakan daging ternak yang terinfeksi yang tidak dimasak dengan baik.
- Kontak langsung antara kulit manusia yang mempunyai luka kecil dengan ludah, urine, air susu, tinja, atau vesikel dari ternak yang terinfeksi.
Gejala klinis pada hewan ternak yang terinfeks virus ini antara lain : demam, salivasi (pengeluaran air liur), dan pertumbuhan vesikel di dalam mulut, bibir, lidah, kulit, dan jari. Setelah vesikel pecah timbulah luka yang sangat menular. Virus ini membentuk inclusion bodies didalam inti sel. Kematian ternak yang terinfeksi virus ini bisa mencapai 80%, bila hewan tidak mati maka akan menjadi debil dan produksi daging serta air susu menurun.
Cara Diagnosa Rhinovirus
- Isolasi
Dari darah penderita pada waktu demam, dari saliva / air ludah, urine, tinja, isi vesikel dan dari daging atau air susu. Bahan-bahan tadi disuntikkan secara intra cerebral pada bayi tikus, bila positif akan menimbulkan gejala-gejala seperti pada virus coxsackie. - Serodiagnostik
Paling baik dengan melihat kenaikan titer zat anti komplemen
Referensi :
Depkes RI. 1989. Virologi Khusus. Jakarta : Depkes RI