Pengertian Poliomyelitis
Virus polio dapat menyebabkan penyakit poliomyelitis. Poliomyelitys adalah suatu penyakit virus yang dalam stadium beratnya menyebabkan kelumpuhan yang lemas karena kerusakan sel-sel saraf baik dalam sumsum tulang belakang maupun dalam otak. Penyakit ini dulu disebut juga infactile paralysis karena penyakit ini menjangkiti anak-anak di bawah umur 5 tahun. Tetapi kemudian ternyata juga dapat menjangkiti orang dewasa sehingga nama infactile paralysis tidak berlaku lagi. Penyakit ini disebut juga penyakit Heine-Medin, berdasarkan 2 orang ahli yang menemukan penyakit ini dengan menyuntikkan tinja dari seorang pendertia lumpuh secara intra cerebral dan intra nasal pada kera, 2 minggu kemudian kera menjadi lumpuh.
Sifat-Sifat Virus Polio
- Virus polio bisa di inaktifasi dengan ultra violet dengan pengeringan dengan pemanasan 56°C – 60°C selama 30 – 60 menit.
- Virus polio dapat dibunuh dengan chlor dalam konsentrasi yang tinggi untuk desinfeksi kolam renang supaya bebas dari virus polio.
- Inaktifasi bisa juga dengan formalin yang dipakai untuk pembuatan vaksin polio.
- Virus polio mudah tumbuh pada seluruh biakan jaringan
Tipe Virus Polio
- Tipe 1 (tipe Brunhilde) yaitu menurut nama seekor kera dimana tipe 1 untuk pertama kali ditemukan dari tinjanya.
- Tipe 2 (tipe Lansing) yaitu menurut nama kota di Amerika Serikat dimana tipe 2 pertama kali ditemukan.
- Tipe 3 (tipe Leon) yaitu menurut nama seorang penderita yang pertama kali ditemukan dari tinjanya mengandung tipe 3.
Cara Penularan Penyakit Polio Pada Manusia
Manusia dapat tertular penyakit polio karena menelan virus polio. Hal ini bisa terjadi karena menelan makanan / minuman yang terkontaminasi tinja yang mengandung virus polio atau karena berbicara dengan orang yang menderita penyakit tersebut, cara penularan ini disebut Droplet Infection Peroral. Kalau virus polio sudah masuk ke dalam mulut selanjutnya akan masuk ke dalam kelanjar getah bening kemudian menuju peredaran darah dan menyebar ke usus dan otak sehingga dapat ditemukan adanya virus polio dalam liquor dan menyebabkan kelumpuhan.
Gejala Klinis Penyakit Polio
Masa tunas penyakit polio adalah 1-3 minggu kadang-kadang sampai 5 minggu. Gejala penyakit polio antara lain : demam dengan diare, tenggorokan merah, sakit kepala, kaku kuduk, kelumpuhan yang terjadi pada penurunan demam. Gejala klinis ini tidak selalu disebabkan oleh virus polio, kelumpuhan bisa juga karena virus Coxsackie A tipe 7 dan 14.
Sifat Infeksi Penyakit Polio
- Inapparent Infection → orang ditulari oleh virus tetapi tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali, meskipun virusnya berhasil diisolasi dari hapus tenggorok dan tinja serta ada kenaikan titer zat anti lebih dari 4x.
- Minor Illness → seseorang menelan virusnya hanya menunjukkan gejala non spesifik yaitu demam dengan diare atau demam dengan tenggorokan merah kemudian smebuh tanpa pengobatan. Jika virus polio berhasil diisolasi dari hapus tenggorok dan tinja disertai kenaikan titer zat anti 4x atau lebih, maka penderita tadi telah menderita poliomyelitis abortif.
- Mayor Illness → gejala klinisnya bisa bermacam-macam :
- Meningitis aseptica / serosa = poliomyelitis non paralysis
- Poliomyelitis paralysis.
Macam-Macam Jenis Kelumpuhan
- Paralysis Bulbair adalah jenis kelumpuhan pada otot muka, otot pernapasan dan otot pembuluh darah.
- Paralysis Spinal adalah jenis kelumpuhan yang menyerang pertama kali pada otot daerah bahu, anggota badan atas kemudian kelumuhan menjalar ke daerah bawah badan.
- Paralysis Bulbo-spinal adalah kombinasi kelumpuhan bagian badan dengan kelumpuhan otot muka.
Cara Diagnosis Penyakit Polio
- Isolasi, bahannya berupa :
- darah penderita pada waktu demam → demam merupakan suatu tanda adanya viremia yaitu adanya virus dalam peredaran darah.
- hapus tenggorok atau air cucian tenggorok → bisa dilakukan pada masa tunas kemudian setelah 1 minggu setelah gejala pertama timbul.
- tinja → selama masa tunas, selama penderita sakit dan sampai 3-4 bulan setelah sembuh, virus polio masih bisa diisolasi dari tinja.
- liquor cerebrospinalis / cairan otak → selama ada gejala otak misalnya sakit kepala, kaku kuduk atau pada tengkuk, dan punggung beserta kejang-kejang, tetapi cairan otak harus diambil sebelum kelumpuhan, jika sudah terjadi kelumpuhan biasanya virus polio sudah tidak ada dalam cairan otak.
- Sero-diagnostik, yaitu dengan melihat kenaikan zat anti netralisasi atau zat anti ikatan komplemen yang ada pada serum penderita.
- Pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis / Cairan Otak, pada penyakit polio jumlah sel leukosit pada cairan otak bisa naik sampai 500/mm3 dengan nilai normal kurang dari 4/mm3 , kadar gula cairan otak normal, dan kadar protein cairan otak normal atau naik sedikit sampai 40-50 mg/100 sel.
Cara Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio
Satu-satunya cara adalah dengan pengebalan aktif yaitu dengan vaksinasi. Pencegahan penyakit polio bisa dilakukan dengan 2 macam vaksin yaitu :
- Vaksin Sabin adalah vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup tapi sudah dilemahkan.
- Vaksin Salk adalah vaksin yang mengandung virus polio yang sudah mati.
Persamaan Vaksin Sabin Dengan Vaksin Salk
- Bisa monovalen dan polivalen
- Monovalen adalah vaksin yang hanya mengandung 1 tipe virus polio
- Polivalen adalah vaksin yang mengandung ketiga tipe virus polio
- Keduanya dibuat dalam biakan jaringan, bisa juga biakan jaringan ginjal kera (harus kera tertentu), bisa juga biakan jaringan yang berasal dari manusia.
- Kedua macam vaksin harus mengandung tiap tipe virus polio dalam konsentrasi tertentu :
- tipe 1 = 106 TCID50 tiap 0,1 ml
- tipe 2 = 105 TCID50 tiap 0,1 ml
- tipe 3 = 105,5 TCID50 tiap 0,1 ml
- Kedua vaksin memberi daya proteksi yang sama terhadap kelumpuhan yaitu 90%.
Perbedaan Vaksin Sabin Dengan Vaksin Salk
Vaksin Sabin |
Vaksin Salk |
Mengandung virus polio yang dilemahkan (live attenuated vaccine) |
Mengandung virus polio mati (inactivated vaccine) |
Pembuatannya mudah | Pembuatannya sulit |
Diberikan secara per oral dalam bentuk tablet / sirup |
Diberikan secara per enteral dengan suntikan intra musculair |
Kekebalan minimal 2 tahun sampai seumur hidup |
Kekebalan maksimal 1 tahun dan harus divaksinasi kembali |
Zat anti netralisasi dapat menetralisasi virus dalam tenggorokan dan usus |
Zat anti netralisasi mempunyai daya supresif yang rendah hanya mampu menetralisasi virus di tenggorokan. |
Memberikan 100% konversi (perubahan dari negatif ke positif setelah vaksinasi) pada anak sebelum kontak dengan ketiga tipe polio |
Memberikan 80% konversi, biasanya 50%-70% pada anak sebelum kontak dengan ketiga tipe polio |
Bisa mencegah wabah | Tidak bisa mencegah wabah |
Referensi :
Depkes RI. 1989. Virologi Khusus. Jakarta : Depkes RI