Taksonomi Taenia solium
- Kingdom : Animalia
- Filum : Platyhelminthes
- Kelas : Cestoda
- Ordo : Cyclophyllidea
- Famili : Taeniidae
- Genus : Taenia
- Spesies : Taenia solium
Pengertian Taenia solium
Taenia solium merupakan parasit yang termasuk dalam kelas cestoda yang hidup dalam usus manusia dan dapat menyebabkan penyakit Taeniasis solium dan larvanya menyebabkan penyakit cysticercosis cellulosae. Taenia solium disebut juga dengan the pork tapeworm atau cacing pita babi. Hospes definitifnya adalah manusia sedangkan hospes intermediernya adalah babi atau beruang hutan.
Siklus Hidup Taenia solium
Proglotid yang matang (proglotid gravid) keluar bersama tinja atau bergerak aktif menuju anus → cabang-cabang uterus anterior pecah dan telur keluar melalui pinggiran anterior → jika telur termakan hospes intermedier (sapi) di dalam usus embriofore terdesintegrasi oleh asam lambung → hexacanth embrio meninggalkan kulit telur dan menembus dinding usus bersama limfe/darah berbagai organ dalam yang paling sering adalah otot lidah, masseter diafragma, jantung, juga hati, ginjal, paru-paru, otak dan mata babi → tumbuh menjadi cysticercus cellulosa (cacing gelembung) dengan ukuran 5 mm x 8 – 10 mm dimana didalamnya terdapat scolex yang mengalami invaginasi, scolex ini telah dilengkapi dengan kait-kait dan batil isap → bila cysticercus hidup ditelan manusia maka oleh enzim-enzim pencernaan cysticercus ini dibebaskan → scolex mengadakan evaginasi dan menempel pada mukosa jejunum → tumbuh menjadi cacing dewasa dalam 3 bulan, cacing dewasa dapat hidup lebih dari 25 tahun. Pada cysticercus cellulosa infeksi terjadi karena manusia makan telur Taenia solium atau karena proglotid masuk ke lambung baik karena regurgitasi (anti peristaltik) maupun sebab ikut bersama makanan. Di dalam usus hexacanth embrio dibebaskan dan bersama aliran darah atau aliran limfe ke organ-organ dan membentuk cysticercus cellulosae.
Morfologi Taenia solium
Ciri-ciri cacing dewasa Taenia solium :
- Cacing dewasa mempunyai panjang 2 – 4 meter, kadang sampai 8 m
- Cacing ini terdiri dari scolex, leher, dan strobila
- Scolex dilengkapi dengan 2 baris kait yang terdiri atas kait panjang dan pendek, jumlahnya mencapai 25 – 30 buah.
- Diameter scolex ± 1 mm terdapat 4 buah batil isap yang berbentuk mangkok
- Mempunyai 800 – 1000 segmen dengan lubang kelamin pada sisi lateral kanan ata kiri tidak beraturan
- Uterus gravid mempunyai cabang lateral mengandung 30 – 50 butir telur
- Ovarium terdiri atas 2 lobus lateral dan satu lobus kecil
Ciri-ciri telur Taenia sp. :
- Ukuran : panjang 30 – 40 μm dan lebar 20 – 30 μm
- Berwarna coklat tengguli
- Lapisan embriofore bergaris-garis radier
- Di dalamnya terdapat hexacanth embrio
Gejala Klinis Taeniasis solium
Cacing dewasa biasanya hanya menyebabkan peradangan setempat pada mukosa usus, kerusakan yang lebih berat ditimbulkan oleh bentuk larvanya (cysticercus cellulosae). Penderita taeniasis solium mungkin hanya mengeluh tentang gangguan pencernaan yang sifatnya ringan tetapi menahun, misalnya rasa sakit perut yang tidak begitu nyata, diare, konstipasi bergantian, serta dapat terjadi eosinofilia mencapai 28%.
Pada cysticercosis gejala yang terjadi tergantung pada lokasi cysticercus cellulosae. Cysticercus cellulosae bisa terdapat di kulit, otot, otak dan mata, sering kali bersifat multiple dan tempat yang paling sering dihinggapi adalah otot bergaris dan otak.
Kista yang sedang tumbuh menimbulkan reaksi peradangan dan akhirnya fibrosis atau perkapuran. Pada stadium infasi tidak ada gejala prodormal atau sakit otot ringan dan suhu sedikit meninggi. Terjadi pembentukan kapsul dengan perubahan vaskuler. Kadang-kadang parasit ini diserap atau diganti jaringan ikat. Keadaan ini dapat menyebabkan adanya suatu fokus epilepsi. Mungkin juga terjadi perkapuran dan penyerapan sebagai parasit. Gejala dini yang mungkin terjadi adalah adanya tanda oleh karena adanya proses desak ruang atau adanya sumbatan dari cairan otak. Gejala lambat yang menonjol adalah epilepsi tipe Jackson. Cysticercosis di berbagai bagian otak menimbulkan berbagai macam gejala tergantung letak cysticercus cellulosae.
Cara Diagnosis Taeniasis solium
Diagnosis taeniasis solium ditegakkan dengan menemukan proglotid gravid atau telur dalam tinja atau daerah perianal dengan cara swab. Telur Taenia solium sulit dibedakan dengan telur Taenia saginata tetapi proglotid gravidnya dapat dibedakan berdasarkan jumlah lateral uterus atau scolexnya yang tidak mempunyai kait-kait. Sedangkan cysticercosis ditegakkan dengan menemukan cysticercus dalam benjolan dan dengan reaksi imunologi.
Pencegahan dan Pengobatan Taeniasis saginata
Pencegahan taeniasis saginata :
- Memasak daging babi sampai matang sempurna
- Memeriksa daging babi akan adanya cysticercosis
- Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati dan mencegah kontaminasi tanah dengan tinja manusia
Pengobatan taeniasis saginata :
Praziquantel adalah obat yang paling sering digunakan untuk mengobati taeniasis. Dosis yang diberikan adalah 5-10 mg/kg secara oral untuk sekali minum pada orang dewasa dan 5-10 mg/kg pada anak-anak. Jika pasien memiliki cysticercosis selain taeniasis, praziquantel harus digunakan dengan hati-hati. Praziquantel adalah obat cysticidal yang dapat menyebabkan peradangan di sekitar tempat cysticercosis, serta dapat menyebabkan kejang atau gejala lainnya. Obat alternatifnya adalah Niklosamida, yang diberikan pada 2 gram secara oral untuk sekali minum pada orang dewasa dan 50 mg/kg pada anak-anak. Setelah pengobatan, tinja harus dikumpulkan selama 3 hari untuk mencari proglotid cacing pita untuk identifikasi spesies. Pemeriksaan tinja harus dikaji ulang untuk telur taenia dalam waktu 1 dan 3 bulan setelah pengobatan untuk memastikan sudah tidak terinfeksi taeniasis.
Epidemiologi Taenia solium
Taenia solium dapat dijumpai di seluruh dunia terutama di daerah yang banyak mengkonsumsi daging babi dan mempunyai sanitasi yang buruk.
Referensi :
Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan : Lea & Febiger
CDC. Taeniasis. https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/