Taksonomi Strongyloides stercoralis
- Kingdom : Animalia
- Filum : Nematoda
- Kelas : Secernentea
- Ordo : Rhabditida
- Famili : Strongyloididae
- Genus : Strongyloides
- Spesies : Strongyloides stercoralis
Pengertian Strongyloides stercoralis
Strongyloides stercoralis adalah nematoda usus atau cacing usus yang dapat menyebabkan penyakit Strongyloidiasis. Cacing ini penyebarannya sangat luas (kosmopolit) tetapi tingkat insidensinya rendah. Cacing ini juga disebut dengan Thread worm atau cacing benang. Cacing ini mempunyai sifa partenogenesis yaitu cacing betina hanya dibuahi 1 kali dan selanjutnya dapat menghasilkan telur untuk seterusnya.
Siklus Hidup Strongyloides stercoralis
Manusia merupakan hospes utama dari Strongyloides stercoralis. Cacing betina dewasa parasiter menembus mukosa vili intestinal dan membuat saluran-saluran didalam mukosa terutama didaerah duodenum dan jejunum bagian atas untuk meletakkan telur-telurnya. Telur akan menetas menjadi larva rhaditiform yang keluar dari mukosa dan masuk ke lumen usus. Kemudian dari sini ada beberapa jalan bagi larva rhabditiform :
- Larva rhabditiform keluar bersama tinja, setelah 12 – 24 jam menjadi larva filariform yang bertahan berminggu-minggu ditanah. Jika menemukan hospes maka akan menembus kulit → ikut aliran darah ke jantung → paru-paru → bronkus → melalui tractus ke atas sampai epiglotis → turun ke bawah melalui esophagus → ke intestinum tenue dan tumbuh sampai dewasa. Jika tidak menemukan hospes maka larva filariform akan berkembang ditanah menjadi cacing dewasa yang hidup bebas → cacing betina bertelur → menetas menjadi larva rhabditiform → larva filariform → menjadi infeksius atau hidup bebas lagi.
- Pada penderita yang sudah mengalami infeksi dapat mengalami auto infeksi dengan cara :
- Auto infeksi internal : jika terjadi konstipasi, larva rhabditiform akan menjadi larva filariform saat masih ada di usus kemudian menembus usus dan menginfeksi lagi.
- Auto infeksi eksternal : jika larva rhabditiform tumbuh menjadi larva filariform di daerah anus kemudian menembus kulit daerah perianal untuk menginfeksi lagi.
Morfologi Strongyloides stercoralis
Ciri-ciri larva rhabditiform Strongyloides stercoralis :
- panjang ± 225 μm
- cavum bucalis pendek, lebar dan terbuka
- esophagus 1/3 dari panjang tubuh
- mempunyai 2 bulbus esophagus
- ujung posterior runcing
Ciri-ciri larva filariform Strongyloides stercoralis :
- panjang ± 700 μm
- cavum bucalis tertutup
- esophagus 1/2 dari panjang tubuh
- tidak mempunyai bulbus esophagus
- ujung posterior tumpul dan bertakik
Ciri-ciri cacing dewasa Strongyloides stercoralis :
Cacing betina parasiter :
- ukuran : panjang 2,2 mm dan lebar 0,04 mm
- tidak berwarna dan semi transparan
- dengan kutikula halus dan berstirae halus
- cavum bucalis pendek dengan esophagus panjang silindris
- sapasang uterus mengandung satu rangkaian telur yang sudah bersegmen
Cacing betina hidup bebas :
- ukuran : panjang 1 mm dan lebar 0,05 – 0,07 mm
- esophagus 1/3 anterior
- sepasang uterus mengandung satu rangkaian telur yang sudah bersegmen
Cacing jantan hidup bebas :
- ukuran : panjang 0,7 mm dan lebar 40 – 50 μm
- mempunyai 2 buah spicula
- ujung posterior melengkung ke arah ventral
Gejala Klinis Strongyloidiasis
Gejala klinis dari strongyloidiasis dapat dibedakan menjadi 3 fase yaitu :
- Invasi larva filariform pada kulit, terutama pada kaki menimbulkan gejala eritemia, vesicula dengan rasa gatal dan sedikit sakit. Pada orang yang sensitif dapat menimbulkan urticaria, serta dapat berupa creeping eruption.
- Migrasi larva pada paru-paru dapat menyebabkan pneumonitis atau lobular pneumonia.
- Cacing dewasa betina dapat membuat saluran-saluran di mukosa intestinum tenue sehingga dapat menyebabkan infeksi catarrhal pada mukosa dan reaksi karena intoxicasi. Gejala yang timbul dapat berupa sakit perut terutama pada waktu lapar (hunger pain), diare dengan darah dan lendir berselang-seling dengan konstipasi.
Cara Diagnosis Infeksi Strongyloides stercoralis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan larva rhabditiform atau larva filariform pada pemeriksaan tinja atau aspirasi duodenum.
Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Strongyloides stercoralis
Pencegahan :
- Selalu menggunakan alat kaki saat keluar rumah
- Hindari kontak kaki secara langsung dengan tanah
- Tidak buang air besar sembarangan
Epidemiologi Strongyloides stercoralis
Insidensi infeksi sejajar dengan infeksi cacing tambang, tetapi dengan angka yang lebih rendah. Keadaan tanah, iklim, sanitasi, dan kebiasaan tanpa alas kaki merupakan faktor terjadinya infeksi cacing ini.
Referensi :
Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan : Lea & Febiger
CDC. Strongyloides. http://www.cdc.gov/parasites/strongyloides/