Taksonomi Schistosoma japonicum
- Kingdom : Animalia
- Filum : Platyhelminthes
- Kelas : Trematoda
- Ordo : Strigeiformes
- Famili : Schistosomatidae
- Genus : Schistosoma
- Spesies : Schistosoma japonicum
Pengertian Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicum adalah salah satu spesies trematoda darah yang bersifat anhermaprodit yang dapat menimbulkan penyakit Schistosomiasis japonicum. Schistomiasis japonicum disebut juga dengan oriental intestinal schistosomiasis, yangtze valley fever, hankow fever, dan katayama disease. Schistosoma japonicum mempunyai nama lain yaitu the oriental blood fluke.
Hospes intermedier : keong air (Onchomelania sp)
Hospes definitif : manusia, binatang domestik, rodentia
Siklus Hidup Schistosoma japonicum
Cacing dewasa hidup di vena mesenterica inferior di sekitar intestinum tenue → telur menembus jaringan submukosa intestinum → masuk ke dalam lumen usus dan keluar dari tubuh bersama tinja → di dalam air telur menetas → keluar mirasidium → masuk ke hospes perantara → berkembang menjadi sporokista → keluar dari hospes perantara → menjadi cercaria → penetrasi ke kulit manusia → ikut sirkulasi darah → menuju jantung, paru-paru, kembali ke jantung → masuk sirkulasi darah arteri → menjadi dewasa di vena mesenterica. Cacing dewasa dapat berumur 5 – 6 tahun.
Morfologi Schistosoma japonicum
Morfologi cacing dewasa hampir mirip dengan Schistosoma, sedangkan morfologi telur yang membedakan adalah duri/spina yang dimiliki. Bisa dilihat pada halam Trematoda Darah.
Gejala Klinis Schistomiasis japonicum
Lesi yang dihasilkan oleh Schistosoma japonicum sma dengan Schistosoma mansoni maupun Schistosoma haematobium. Dalam hal ini organ yang terutama mengalami kerusakan adalah usus dan hepar. Berat ringannya infeksi tergantung dari jumlah cacing.
- Stadium inkubasi (4 – 7 minggu)
Saat penetrasi cercaria melalui kulit kemudian migrasi melalui sirkulasi darah sampai tumbuh menjadi cacing dewasa. Gejalanya dapat berupa :- Pada kulit : hanya reaksi lokal yang ringan, pada jaringan kulit terjadi infiltrasi selluler. Spesies non manusia dapat menimbulkan dermatitis cercaria (swimmer’s itch)
- Pada paru-paru : terjadi rangsang traumatis dan infiltrasi, kadang-kadang dengan haemorrhage, gejala batuk-batuk, dan nyeri di dada.
- Pada hati : dapat timbul hepatitis akut selama larva mengalami pertumbuhan di dalam cabang-cabang vena portae dalam hepar. Pada stadium sistemik ini akan terjadi gejala panas, menggigil, sakit kepala, leukositosis, dan eosinophilia.
- Stadium oviposition
Apabila telur sudah cukup banyak dikeluarkan cacing betina migrasi ke cabang-cabang vena mesenterica yang lain. Penimbunan telur dalam jaringan selama 1 – 18 bulan disebut katayama disease atau katayama syndrom. Telur dapat terbawa oleh sirkulasi darah sampai ke vena portae di dalam hati dan dapat menembus keluar pembuluh darah masuk ke jaringan hati dan menyebabkan pseudo abses. Gejalanya dapat berupa panas, lemah, sakit kepala, urticaria, berat badan menurun, sakit di daerah hati, hepatomegali, diare dengan darah atau lendir. - Stadium proliferasi dan penyembuhan (> 1,5 tahun)
Dengan terbentuknya pseudo abses dan pseudo tubercle di sekitar telur, terbentuklah proliferasi jaringan pengikat sehingga terjadi fibrosis yang menyebabkan sirosis hepatis hingga dapat terjadi asites dan varises di oesophagus dan lain-lain.
Cara Diagnosis Schistosomiasis japonicum
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur pada pemeriksaan tinja atau dengan pemeriksaan serologis secara fiksasi komplemen.
Pencegahan dan Pengobatan Schistosomiasis japonicum
Pencegahan :
- Hindari berenang di sungai/danau air tawar terutama di daerah yang banyak terjadi kasus schistosomiasis. Berenang di laut atau di kolam renang yang sudah sudah diberi kaporit atau klorin aman dari schistosomiasis.
- Tidak buang air besar sembarangan terutama di sungai
- Memasak air sampai matang sebelum diminum
- Melakukan pengobatan pada penderita untuk mencegah terjadinya siklus hidup
Pengobatan :
Praziquantel dengan dosis 60 mg/kg berat badan dalam 3 dosis pada satu hari secara peroral.
Epidemiologi Schistosoma japonicum
Penyebaran parasit ini terdapat di Asia Timur seperti di China, Jepang, Taiwan, serta di Indonesia di Danau lindu dan di Napu (Sulawesi Tengah).
Referensi :
Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan : Lea & Febiger
CDC. Paragonimiasis. http://www.cdc.gov/parasites/schistosomiasis/