Mengenal POCT Glukosa
Pemeriksaan POCT (Point of Care Testing) glukosa pertama kali diperkenalkan di rumah sakit pada tahun 1986. Penggunaan POCT glukosa mempunyai keunggulan yaitu mempercepat TAT (Turn Arround Time) dan memperbaiki pelayanan pasien. Pemeriksaan POCT glukosa digunakan untuk pemantauan pasien dengan hiperglikemia, bukan untuk mendiagnosis diabetes mellitus. Kebanyakan pemeriksaan POCT glukosa menggunakan darah kapiler sebanyak 1 tetes atau lebih tanpa eritrosit dilisiskan (whole blood). Kadar glukosa plasma lebih tinggi sekitar 12% dibandingkan dengan kadar glukosa pada sampel whole blood pada keadaan hematokrit normal.
Faktor Pra Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik yang Dapat Mempengaruhi Hasil POCT Glukosa
- Pra analitik
Pada pasien dengan keadaan hipotensi terutama pada tekanan sistolik < 80 mmHg akan tejadi pengalihan aliran darah dari sirkulasi perifer ke organ-organ penting, akibatnya pengambilan spesimen darah kapiler pada keadaan hipotensi akan mendapatkan mayoritas cairan interstisial dengan darah kapiler yang sedikit sehingga kadar glukosa menjadi rendah palsu. Cara pengambilan darah kapiler yang tidak tepat juga dapat mempengaruhi hasil pada POCT glukosa. - Analitik
Tidak akuratnya hasil dari alat POCT glukosa disebabkan oleh faktor alat (terutama strip pemeriksaan), faktor fisik, faktor pasien, dan faktor farmakologis (interfensi dengan obat yang diterima pasien). Faktor kesalahan akibat interferansi obat terutama pada metode glucose oxidase, hal ini jarang dijumpai pada metode glucose dehydrogenase. - Pasca analitik
Mayoritas keslahan pasca analitik adalah terjadinya kesalahan input hasil, namun saat ini sudah banyak alat POCT dengan perangkat lunak yang terintergrasi dengan Laboratory Information System (LIS) atau Hospital Information System (HIS) sehingga meminimalkan atau bahkan mengeliminasi kesalahan pasca analitik.
Keadaan atau Pengobatan Pasien yang Dapat Menyebabkan Pemeriksaan Dengan Alat POCT Glukosa Menjadi Tidak Akurat
- Hematokrit
Umumnya peningkatan hematokrit akan menyebabkan hasil rendah palsu. Hal ini terjadi karena peningkatan hematokrit (jumlah eritrosit) pada darah kapiler dapat mempengaruhi difusi plasma melalui lapisan strip pemeriksaan, sehingga menurunkan volume plasma, begitu juga sebaliknya. Kesimpulannya hipoglikemia bisa sulit terdeteksi pada pasien anemia atau hasil rendah palsu pada pasien dengan polisitemia. - Hipotensi
Perfusi yang turun dan peningkatan penggunaan glukosa pada pasien hipotensi akan menyebabkan perbedaan bermakna antara pemeriksaan kadar glukossa plasma dengan darah kapiler. - Status oksigenasi
Tekanan oksigen yan tinggi pada pasien dengan terapi oksigen (pO2 > 100 mmHg) dapat menyebabkan hasil rendah palsu (penurunan glukosa mencapai 15%) khususnya pada alat POCT dengan metode glucose oxidase. - Obat acetaminophen dan vitamin C
Interaksi obat ini dapat terjadi pada alat POCT dengan metode glucose oxidase sehingga potensial menyebabkan hasil rendah palsu, namun pada dosis terapi tidak menyebabkan interferensi bermakna. - pH darah asam
pH < 6.95 dapat menyebabkan hasil rendah palsu terutama pada alat POCT dengan metode glucose oxidase. - Keadaan hipertrigliseridemia atau hiperuricemia
Pada keadaan hipertrigliseridemia dapat menyebabkan volume relatif plasma darah berkurang (dengan keberadaan trigliserida yang tinggi) sehingga menyebabkan hasil pengukuran rendah palsu. Asam urat yang tinggi (hiperuricemia) akan mengoksidasi elektroda sehingga menyebabkan hasil tinggi palsu.
Kesalahan Teknis yang Dapat Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan POCT Glukosa
- Tidak membersihkan jari pasien sebelum pemeriksaan.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan hasil pemeriksaan glukosa (cairan buah-buahan atau gula pada permukaan jari pasien) atau penurunan hasil pemeriksaan glukosa (permukaan jari pasien basah sehinga terjadi pengenceran) - Tekanan pada jari pasien (milking) untuk mendapatkan spesimen.
Hal ini menyebabkan hemolisis dan atau terjadi perubahan komposisi darah (kontaminasi dengan cairan jaringan) sehingga pengukuran glukosa tidak sesuai. - Penusukan dilakukan sebelum alkohol kering
Hal ini menyebabkan hemolisis sehingga hasil pengukuran glukosa tinggi palsu. - Tidak membersihkan tetes darah pertama dengan kapas
Darah tetes pertama mengandung banyak cairan jaringan, sehingga terjadi pengenceran yang dapat menyebabkan hasil glukosa menjadi rendah palsu. - Kesalahan operasional alat POCT glukosa
Kode lot strip yang tidak sesuai, strip glukosa yang rusak, strip glukosa yang kadaluarsa akan menyebabkan kerusakan enzim dan mediator yang terdapat pada strip pemeriksaan.
Referensi :
Aulia, Diana. 2016. POCT (Point Of Care Testing) Pada Pemeriksaan Glukosa dan Keton Darah. Departemen Patologi Klinik FKUI-RSCM