Taksonomi Brugia malayi
- Kingdom : Animalia
- Filum : Nematoda
- Kelas : Secernentea
- Ordo : Spirurida
- Famili : Onchocercidae
- Genus : Brugia
- Spesies : Brugia malayi
Pengertian Brugia malayi
Brugia malayi adalah salah satu nematoda jaringan yang merupakan salah satu dari tiga parasit manusia yang menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki gajah). Cacing ini pertama kali ditemukan di Sulawesi oleh Brug sehingga disebut Brugia. Brugia malayi disebut juga dengan Filaria malayi, dan Wuchereria malayi.
Siklus Hidup Brugia malayi
Siklus hidup parasit ini sama dengan siklus hidup Wuchereria bancrofti. Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia dengan melalui gigitan nyamuk (dari genus Mansonia, Culex, Aedes, dan Anopheles). Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan menjadi dewasa → cacing jantan dan betina melakukan kopulasi → cacing gravid mengeluarkan larva mikrofilaria → mikrofilaria hidup di pembuluh darah dan pembuluh limfa → mikrofilaria masuk ke dalam tubuh nyamuk saat nyamuk menghisap darah manusia → mikrofilaria berkembang menjadi larva stadium 1 → larva stadium 2 → larva stadium 3 dan siap ditularkan.
Morfologi Brugia malayi
Ciri-ciri mikrofilaria Brugia malayi :
- ukuran : panjang 170 – 260 μm dan lebar ± 6 μm
- mempunyai sarung / sheath
- ujung anterior membulat / tumpul dengan 2 buah stylet (alat pengebor)
- ujung posterior runcing
- cephalic space → panjang : lebar = 2 : 1
- inti tubur kasar, tersusun tidak teratur sampai ujung posterior dengan 2 buah nukleus terminalis
Ciri-ciri cacing dewasa / filaria Brugia malayi :
- ukuran lebih kecil daripada Wuchereria bancrofti
- ukuran cacing betina : ± 160 μm dan lebar ± 55 μm
- ukuran cacing jantan : ± 90 μm dan lebar ± 25 μm
- bentuk seperti benang halus
- berwarna putih kekuningan
- cacing jantan mempunyai sepasang papila yang besar di sebelah anterior kloaka dan sepasang lagi di belakangnya dengan ukuran yang lebih kecil, spicula satu pasang dengan ukuran yang tidak sama panjang
Gejala Klinis Infeksi Brugia malayi
- Gejala klinis sama seperti Wuchereria bancrofti, perbedaannya infeksi cacing ini jarang melibatkan daerah genital.
- Terjadi eosinofilia yang tinggi.
- Akibat terbentuknya nodule yang menimbulkan varises akan mengakibatkan reaksi granulomatosus, reaksi peradangan, selanjutnya akan mengakibatkan limfangitis dan limfadenitis.
- Terjadinya nodule secara terus-menerus mengakibatkan infeksi kronis yang menimbulkan fibrimatous dan lebih parah lagi karena timbulnya cicatrix pada pembuluh limfa sehingga timbul obstruksi yang meyebabkan terjadinya stasis aliran limfe dan aliran darah.
- Pada keadaan kronis jika penderita tetap tinggal di daerah endemis dapat terjadi reinfeksi berulang-ulang yang akan berakibat lebih parah sehingga terjadi Elephantiasis (penyakit kaki gajah), yang letaknya yang khas yaitu di extremitas inferior / genitalia externa.
Cara Diagnosis Infeksi Brugia malayi
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan mikrofilaria pada pemeriksaan darah (sediaan darah tebal) dan cacing dewasa (filaria) dengan biopsi.
Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Brugia malayi
Pencegahan :
- Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
- Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
- Menggunakan kelambu saat tidur
- Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
- Menanam tanaman pengusir nyamuk
- Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk
Pengobatan :
Diethylcarbamazine (DEC) adalah obat pilihan untuk mengatasi filariasis. Obat ini dapat membunuh mikrofilaria dan beberapa cacing dewasa. Efek samping dari obat ini adalah pusing, mual, demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot atau sendi.
Epidemiologi Brugia malayi
Penyebaran parasit ini meliputi daerah tropis dan sub tropis, menurut fakta hanya didapatkan di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama di dataran rendah yang banyak air dan ditumbuhi tanaman air. Hospes definitif parasit ini adalah manusia sedangkan hospes perantaranya adalah nyamuk Mansonia uniformis, Mansonia annulata, Anopheles barbirostris. Nyamuk dari genus Mansonia banyak ditemukan di rawa-rawa dimana larva dan pupanya menempel pada akar tumbuhan air, sehingga kebanyakan filariasis limfatik ditemukan di daerah pedesaan (rural). Sedangkan jika hospes perantaranya nyamuk dari genus Anopheles maka filariasis limfatik ditemukan di daerah perkotaan dan sekitarnya.
Referensi :
Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan : Lea & Febiger
CDC. Lymphatic Filariasis. http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/